Sejak Grand Prix Miami pada Mei lalu, Versta𝓰ppen telah memenangkan delapan balapan berturut-turut, sementara Perez hanya empat kali naik podium.

Pada p♒eriode yang sama, Perez gagal mencapai Q3 dalam lima balapan berturut-tu💟rut.

Sebelum jeda musim panas, ia tampak berhasil memulihkan keadaan, mengamankan pꦍosisi kedua di belakang Verstappen di Grand Prix Belgia.

Berbicar🔯a menjelang , Perez mengonfirmasi bahwa dia harus menyesuaikan gaya mengemudinya karena pengembangan RB19.

“Ya, sangat penting untuk finis dengan kuat di dua balapan terakhir, apalagi tidak ada rahasia💦 lagi seiring berkembangnya mobil, saya lebih kesulitan,” katanya.

“Segala sesuatunya tidak terjadi sec𝄹ara alami lagi, dan saya harus mಌendalami gaya mengemudi saya, sedikit beradaptasi dan mengubahnya karena mobil telah berubah, dan saya pikir dalam dua balapan terakhir saya jauh lebih baik dalam sudut pandang itu."

Perez kemudian ditanya apakah pengembangan mobil lebih cocok untuk rekan setimnya Verstappe൲n - sebuah teori yang dikemukakan oleh banyak orang mengingat betapa kerasnya perjuangan pemain Meksiko itu, dia menjawab: “Saya pikir pada akhirnya tim mencoba membuat mobil tercepatꦐ. Terkadang pengembangannya lebih cocok dengan satu gaya dibandingkan gaya lainnya, begitulah cara kerjanya?”

Pemain berusia 33 tahun itu tertinggal 120 poin di belakang Verstappen, yang tampaknya akan mengamank🉐ꦍan gelar ketiga berturut-turut dalam waktu dekat.

Meski Verstappen tampil dom⛦inan, Perez mengambil motivasi darinya karena hal itu menunjukk⛎an betapa hebatnya paket Red Bull.

“Iya, tentu tidak mudah bagi saya karena saya t𒅌ahu potensi mobilnya,” tambahnya. “Max telah mengeksploitasi hal itu tetapi ketika Anda tidak benar-benar merasa bahwa Anda tahu bahwa mobil A💖nda memiliki potensi besar, maka itu bukanlah situasi yang mudah untuk menjadi seorang pengemudi.

“Tapi yang pasti kami punya mobil balap yang hebat, dan kami harus memastikan bahwa kami memanfaatkannya, karena Anda tidak pernah tahu kapan Anda akan mem♍ili♐ki mobil sebagus ini.”